Pada suatu masa yang bila di bumi bernama Selasa, seorang pria sedang mengamati kehidupan di bumi. Karena pria itu berada di surga, ia bisa melihat semua yang diinginkannya di segala penjuru bumi dari tempat indah itu.
Perhatian pria itu lantas tertuju pada seorang wanita yang terlihat aneh. Wanita itu duduk di kantin yang tak begitu ramai sambil memegangi sebuah telepon seluler. Mata wanita itu berkaca-kaca, tetapi tak kuasa menangis. Di saat bersamaan, wanita itu tersenyum kegirangan.
Karena pria itu berada di surga yang indah, dia tahu alasan wanita itu seperti itu. Pria itu tersenyum sambil berkata, “Boyzone, boyband saya di bumi, akan menggelar konser lagi di Jakarta. Wanita itu, yang duduk gelisah tapi antusias di sana, fan berat kami saat dia remaja. Berita ini cukup mengejutkannya.”
Pria itu, Stephen Gately. Jadi, tentu saja ia tahu wanita itu penggemar berat boyband-nya, Boyzone.
Saat sedang mengamati wanita itu, seorang lain, wanita menjelang usia senja yang anggun dan begitu keibuan nimbrung. “Ya, di masa remajanya dia memang tergila-gila dengan kalian. Orang tua wanita itu sampai kewalahan menghadapinya,” kata ibu itu, tiba-tiba, sambil menunjuk si wanita di bumi itu.
Belum sempat pria itu bereaksi atas perkataan si ibu, wanita menjelang usia senja yang anggun dan begitu keibuan itu, melanjutkan ucapannya.
“Setiap kali kaset baru Boyzone beredar, wanita itu pasti mendesak orang tuanya ke Yogyakarta demi membeli kaset itu. Suatu ketika, wanita itu mengajak kedua orang tuanya menonton film yang katanya ada lagu soundtrack-nya dari Boyzone. Orang tuanya melihat anak gadisnya yang makin gelisah karena lagu yang ditunggunya itu tak muncul-muncul. Ketika film usai, barulah lagu itu muncul sebagai pengiring credit title. Orang tua itu hanya bisa “mengejek” sang anak. Demi inikah kamu mengajak kami nonton film sampai berkilo-kilometer jauhnya?” ujar sang bapak.
Wanita menjelang usia senja yang anggun dan begitu keibuan itu meneruskan perbincangannya dengan pria itu di surga yang indah.
“Entah berapa uang yang orang tua itu keluarkan untuk mewujudkan keinginan sang anak berlangganan majalah dan surat kabar. Belum lagi wanita itu juga kerap membeli majalah secara eceran, meminta tambahan uang saku untuk main internet demi mendapatkan berita terbaru soal Boyzone.”
“Bahkan wanita itu di masa remajanya mendesak orang tuanya memasang parabola demi bisa menyaksikan siaran MTV. Apalagi bila bukan demi menonton video klip Boyzone,” imbuh wanita menjelang usia senja yang anggun dan begitu keibuan itu.
“Orang tua wanita itu harus bersabar dengan tingkah-polah anaknya yang suka histeris sendiri bila menyangkut Boyzone. Orang tua wanita itu bersabar menghadapi anaknya yang suka nyetel kaset, televisi, dan radio dengan suara keras tiap kali lagu Boyzone diputar. Anak itu menuntut orang tuanya memahami kegilaannya mulai hal kecil.”
Pria itu, yang bersebelahan dengan ibu itu di surga yang indah, hanya tersenyum sambil memandangi wanita yang ada di bumi itu. Wanita menjelang usia senja yang anggun dan begitu keibuan itu kembali melanjutkan ucapannya.
“Puncaknya, wanita itu di masa remajanya, nekat meminta orang tuanya mengizinkan dan membiayainya nonton konser Boyzone di Surabaya. Orang tua anak itu sempat terkejut karena permintaan itu bukan permintaan yang bisa dituruti begitu saja. Ada banyak hal yang terlibat di dalamnya dan jadi pertimbangan. Sang bapak pada awalnya tak setuju dengan kegilaan anaknya yang makin menggila, tapi akhirnya luluh karena si anak bergeming. Sang ibu hanya bisa berharap anaknya yang menginjak remaja itu mendapatkan kebahagiaan dengan nonton konser boyband favorit sang anak di tempat yang belum pernah di datangi sebelumnya. Akhirnya, keinginan remaja itu terwujud. Orang tua wanita itu melepas sang anak di stasiun kereta api dengan pandangan cemas. Sang anak melambaikan tangan penuh kegembiraan karena hendak menjemput impian; menonton konser boyband idola.”
“Entah apa si anak itu tahu pengorbanan yang dilakukan orang tuanya selama itu. Tapi, saat ini saya yakin dia paham,” kata ibu itu kepada pria itu, sambil memandangi wanita di bumi itu.
Keduanya tersenyum saling berpandangan penuh arti, dan kembali memandangi wanita di bumi yang duduk di kantin dengan gelisah itu. Wanita menjelang usia senja yang anggun dan begitu keibuan itu, ibu wanita yang sedang duduk di kantin di bumi itu.
Seorang wanita lain bergabung dengan pria dan ibu itu di surga yang indah.
“Aaah, dia pasti senang sekali Boyzone konser lagi,” ujar wanita muda itu sambil mengarahkan pandangannya ke wanita yang mulai beranjak ke kantor dari kantin itu.
“Saya tahu karena sayalah yang bersamanya nonton konser Boyzone di Surabaya,” kata wanita itu kepada ibu dan pria itu di surga yang indah.
Tentu, tanpa diberitahu pun, ibu dan pria di surga yang indah itu sudah tahu. Tanpa menunggu reaksi lagi, wanita muda di surga yang indah itu melanjutkan ucapannya.
“Saya dan wanita di bumi itu berteman dari SMP. Kami bersekolah di sekolah sama hingga SMA. Kami berbagi kegemaran sama, menggilai boyband sama; Boyzone. Ya, meski kami menyukai personel yang berbeda,” katanya sambil melirik pria bernama Stephen Gately yang ada di sebelahnya itu.
“Kami mengalami masa-masa yang menyenangkan bersama dalam kegilaan masa remaja,” ungkap wanita di surga indah itu.
Di dalam kantor, wanita itu melanjutkan tugasnya. Namun, fokus wanita itu sudah ke mana-mana. Dalam sebuah pesan singkat, wanita itu menuliskan perasaannya pada seorang sahabatnya.
“Konser ini bukan konser biasa. Konser Boyzone ini membawa saya ke masa yang menyenangkan. Tak sekadar nostalgia mendengarkan lagu era 90-an, tak hanya mengingat masa kegilaan sewaktu tumbuh di pertengahan 90-an, tapi lebih dari itu. Konser ini menghadirkan kembali masa-masa indah dengan band idola, dengan ibu, dan sahabat, yang kini sudah berada di surga indah.”
Epilog
Back Again, No Matter What. Dengan semua yang terjadi di Boyzone, mereka kembali lagi ke Jakarta. Mereka kembali lagi untuk wanita di kantin itu, demi masa yang menyenangkan.
*Rest in Peace Ibuk tersayang, Widya terkasih, dan Stephen Gately. I miss you. This story is for you.
Ahhh cerita apik bu, marai terharu. Brarti harus nonton, jangan sampai enggak 😀
LikeLike