Film yang baru saja saya tonton ini sukses membuat saya sedikit eneg. Awalnya saya ndak ngeh kalau film ini bercerita tentang percintaan manusia sesama jenis. Pernah sih baca resensinya di majalah, tapi lupa. Waktu pinjam kirain ceritanya romantis gitu, secara judulnya sounds promising.
Ya emang ada romantis-romantisnya, cuma itu tadi, yang beradegan romantis tuh sesama cowok. Jadi berasa gimana gitu nontonnya. Apalagi saya nontonnya sambil sarapan pagi. Rasanya sarapan saya mau keluar pas adegan kiss-kissan diantara mas-masnya itu. Habis ‘terang-terangan’ banget adegannya. Belum lagi pas adegan mandi..Heks…
Menurut saya, cerita film yang dirilis tahun 2007 ini rada-rada lebai. Juga banyak adegan yang ‘terlalu’ dan gak banget deh he he.. Niatnya mungkin bikin film bergenre romantic action, tapi jadinya kok malah kayak gini…
Jadi poin cerita film ini berkisah seputar hubungan seorang pembunuh bayaran (Mhek) yang dicintai oleh orang yang seharusnya jadi korbannya (Iht). Tapi karena sadar si korban tak bersalah, Mhek akhirnya tak mau membunuhnya dan keduanya diburu oleh bos Mhek. Mhek yang tertembak akhirnya dirawat Iht.
Berhari-hari mereka tinggal bersama di rumah Mhek yang berada di atas sebuah gedung. Entah karena witing tresno jalaran ora ana liyo, atau emang radar ke-gay-an mereka berbunyi, mereka saling jatuh cinta. Awalnya Mhek tak mau mengakui perasaannya pada Iht. Tapi Iht dengan berani terus mendorong Mhek untuk mengakuinya. Padahal, Iht sudah mempunyai seorang istri.
Mhek sendiri mempunyai ibu dan seorang adik laki-laki yang terkena AIDS. Penyakit tersebut ditularkan ayah angkat Mhek yang biadab. Didorong keinginan menyembuhkan keluarganya itulah yang membuat Mhek memilih menjadi pembunuh bayaran. Ada adegan yang cukup menyentuh, dimana adik cowok Mhek (Mhok) terpaksa menjual diri pada pria hidung belang demi membeli obat untuk ibunya yang kondisinya semakin parah. Saat itu uang kiriman dari Mhek sudah menipis. Huhuuu…
Singkat cerita, ibu Mhek dan Mhok memilih bunuh diri setelah mendengar kedua anaknya bertengkar. Mhok menyalahkan Mhek yang jarang mengunjungi mereka dan menuduh Mhek tak memahami bebannya yang berat karena harus merawat ibunya, dan mendapatkan perlakuan diskriminatif dari para tetangga. Setelah ibu Mhek dan Mhok meninggal, fokus cerita kembali pada hubungan cinta Mhek dan Iht.
Endingnya sedikit tidak terduga. Tonton sendiri aja ya biar tahu keseluruhan filmnya kayak apa. Meski bikin eneg, tapi ya lumayanlah menonton film dengan tema yang ‘tidak biasa’ seperti ini. Secara film ini nuansanya ‘dark’ banget dan pengambilan gambarnya juga oke. View-view yang ditampilkan juga bagus. Film ini sempat memenangi beberapa penghargaan pada festival film di luar Thailand.
Satu hal yang bikin saya tertawa, meski mas-masnya pemerannya macho abis, tapi waktu ngomong pake bahasa Thai itu suaranya sangatlah cempreng. Terasa tak cocok dengan profil tampangnya haha.. Hasilnya ya jadi mengurangi ‘kemantapan’ nonton coz berasa aneh didengar suaranya… he he he
Rattanaballang Tohssawat as Maek
Weeradit Srimalai as Mhok
Chaiwat Thongsaeng as Iht
Sutradara: Poj Arnon
Rilis: 13 September 2007