Bagi pemburu aurora (northern lights), Islandia, saya yakin sudah ada dalam benak mereka. Seperti saya. Bertahun-tahun lamanya saya membayangkan bisa mendatangi Islandia, negara yang memiliki ibu kota paling utara di dunia ini. Awalnya, tujuan utamanya untuk memburu aurora.
Islandia menjadi negara yang alamnya menyediakan kesempatan untuk menyaksikan aurora, satu di antara fenemona paling spektakuler yang bisa disaksikan manusia di bumi.
Saya adalah orang yang gampang terpukau dengan sesuatu yang ada di langit alias pencinta langit. Pelangi, helo, komet, bintang, bulan, formasi awan, sunrise-sunset, termasuk tentu saja aurora.
Bertahun-tahun lamanya, aurora bagi saya hanya seperti sekadar kisah. Saya belum berani mewujudkan keinginan itu dan hanya bisa membayangkan atau menontonnya di internet, memandangi foto-fotonya yang memukau.
Hingga pada 9-17 Maret 2018, setelah persiapan panjang hampir satu tahun lamanya, saya bisa mengunjungi Islandia. Lalu, apakah saya bisa merealisasikan keinginan menyaksikan tarian indah aurora di angkasa Islandia? Jawabannya: tidak. Saya tak memiliki keberuntungan itu. Perjalanan ke Islandia dengan tujuan menyaksikan aurora, gagal.
Lalu, apakah saya pulang ke Tanah Air dengan kekecewaan segunung? Dengan air mata mengalir deras bak arus Sungai Progo yang buat rafting? Jawabannya: Tidak.
Saya pulang dengan senyuman, rasa syukur, dan kebahagiaan di dada, serta segudang pengalaman di jiwa yang semoga tak terlupakan selama hidup.
Mungkin, ada yang lantas tergelitik: “Lah terus ngapain jauh-jauh ke Islandia buat nonton aurora, udah ngeluarin duit banyak, tapi sampai di sana nggak dapat aurora?”
Untuk pertanyaan itu saya hanya bisa menjawab: Islandia lebih dari sekadar aurora. Islandia punya lebih dari sekadar aurora. Islandia tak cuma punya aurora yang bisa bikin kamu jatuh cinta kepadanya.
Mungkin, banyak yang memahami Islandia sebagai negara yang dingin. Sepi. Yang jumlah penduduknya kalah banyak dibanding jumlah domba. Semua itu benar, tapi tak sepenuhnya benar juga. Iceland has more to offer you.
Lalu, ngapain saja saya selama di Islandia? Banyak. Saya melakukan banyak hal, nggak cuma mantengin kemunculan aurora saat gelap tiba. Beberapa destinasi di bawah ini bisa menjadi gambaran seperti apa Islandia itu. Betapa cantik dan indahnya negara berjuluk The Land of Ice and Fire ini.
Crystal ice cave di Vatnajokull National Park
Ini paket tur termahal yang saya ambil selama di Islandia. Tapi, kalau saya bilang, sepadan. Bahkan kalau punya rezeki lebih dan diberi kesempatan ke Islandia lagi, saya pingin ke sana lagi, tapi pas winter. Nggak kebayang cantiknya kayak apa pas winter, kalau pas spring saja sudah cakep dan membuat saya hanya bisa mangap. Kagum.
Ini juga menjadi perjalanan terjauh saya selama di Islandia. Butuh waktu dari pagi sampai malam buat mengunjungi Crystal ice cave dan berbagai destinasi epik lain di sepanjang jalan menuju ke sana.
Ada apa lagi selain Crystal ice cave?
Ada Jokulsaron Glacier Lagoon (danau dengan bongkahan es mengapung. Super). Ada Diamond Beach, yang sukses membuat saya mangap lagi. Ini sebenarnya pantai “biasa”. Yang bikin enggak biasa, di pantai berpasir hitam itu, berserakan bongkahan es dengan berbagai ukuran dan bentuk. Dari kejauhan, es-es itu berkilauan diterpa sinar mentari bagai berlian.
Lalu, ada pula Skofagoss. Ini satu di antara air terjun paling terkenal di dunia. Sering liat foto-foto ilustrasi pelangi indah dengan latar belakang air terjun? Biasanya itu foto Skogafoss, yang memang kerap punya bonus istimewa; pelangi di antara air terjun. Bagus? Gimana ya ngomongnya… Saya sih cuma bisa meneteskan air mata diam-diam di dalam elf yang membawa saya beranjak dari sana, saking senengnya akhirnya bisa melihat sendiri kecantikan Skogafoss.
Oya, searah menuju Vatnajokull National Park, kamu bisa juga sekalian menyambangi Reynisfjara Black Sand Beach, The village of Vík, Seljalandsfoss (air terjun di mana kamu bisa melintasi di balik air terjunnya), DC Plane. Tapi, biasanya destinas-destinasi itu masuk paket tur berbeda (South Coast Tour).
Snaefellsnes Peninsula tour
Saat ikut paket tur ini, saya menyambangi Ytri Tunga. Ini adalah pantai di mana kamu bisa melihat koloni anjing laut. Pantainya menarik karena pasirnya yang hitam bersebelahan sama salju. Spot oke buat foto karena cahayanya pas siang dari langit keren banget.
Setelah dari Ytri Tunga, ada Arnarstapi (banyak nih yang prewed di sini, sama kayak di Jokulsaron Glacier Lagoon), Djúpalónssandur (pantai yang keren banget dengan usaha lumayan jalan kakinya buat sampai sana), Helgafellssveit, dan highlight-nya adalah Mt Kirkjufell dan air terjun Kirkjufellsfoss.
Perjalanan ke kawasan ini, yang mungkin sudah kerap saya bilang, bak berada di planet lain. Ada atmosfer mistis (yang bukan soal hantu-hantuan), misteri (yang bukan kasus kriminal), namun sangat menenangkan bagi saya yang suka suasana sepi. Perjalanan ke sini dan ke arah Vatnajokull National Park, jadi healing buat saya. You will know what it feels when you get there.
Sudah cukup? Tentu tidak. Masih ada destinasi-destinasi ikonis lain. Kalau kamu ikut paket tur ke Golden Circle, kamu bisa menonton air muncrat… haha itu tuh, erupting geyser dan hot springs, trus juga ke air terjun Gullfoss (yang super keren), ke Þingvellir (situs bersejarah di Islandia).
Puas dengan wisata alam, jangan lupa juga muter-muter kota Reykjavik. Meski kota ini nggak punya McDonald’s dan Starbucks, masih banyak yang bisa dikunjungi. Beberapa di antaranya, Hallgrimskirkja (plis jangan suruh saya baca itu), Tjornin Pond, Harpa Reykjavik (gedung buat konferensi dan konser) yang bersebelahan sama The Sun Voyager, terus cuci mata menyisir jalan paling terkenal se-Reykjavik, Laugavegur, dengan deretan toko-toko mungil nan cantik. Atau, sekadar makan hotdog yang harus kamu coba di Reykjavik sambil dengerin suara ban mobil yang khas saat bersentuhan dengan aspal jalanan di sana saat winter hingga awal musim semi.
Itu baru gambaran kecil dari apa yang bisa kamu dapatkan kalau ke Islandia dan gagal mendapat aurora. Masih banyak kok yang bisa bikin kamu sibuk seharian dan bakal bikin kamu takjub dan auto bersyukur kamu bisa ada di situ secara langsung.
Saya bilang kecil, karena yang saya sebut tadi baru Islandia sisi sebelah “sini”. Sisi sebelah sana belum terjamah. Doakan saja semoga bisa balik ke saya lagi, kali ini buat menyambangi Akureyri, Landmannalaugar, Westfjords, snorkeling di antara dua lempeng benua, dan bahkan Blue Lagoon yang nggak jauh dari Reykjavik, dll. Yap, selama saya di Islandia, saya malah enggak ke Blue Lagoon yang kondang banget itu. Waktunya mepet dan saya harus memprioritaskan mana yang jadi harus saya datangi.
Ketika itu, saya cuma enam hari di Islandia (tanpa perjalanan PP dan transit di Kopenhagen). Kurang lama? Jelas. Namun, apa daya, waktu cuti yang tak memungkinkan.
Kembali ke soal aurora, perlu dipahami. Aurora bukan kembang api yang langsung menghibur begitu dinyalakan. Ini fenomena alam yang hanya bisa muncul di saat-saat tertentu, yang susah diprediksi. Di mana, jam berapa. Ya bisa sih, misal aurora (borealis) hanya muncul di daerah yang berada di lingkar Arktik, mulai September-awal April. Itu saja belum cukup karena aurora juga nggak sembarangan muncul pada durasi itu. Lain waktu saya akan bercerita lagi soal Cahaya Utara yang bikin saya bangkrut ini haha…
Singkat kata, butuh keberuntungan gede banget buat bisa melihat aurora. Lima malam di Islandia, saya nggak secercah pun melihat aurora. Tapi, seperti saya bilang, saya enggak menyesal. Kecewa sedikit, pasti, karena sebelumnya saya sudah membayangkan yang “indah-indah soal aurora di Islandia’. Namun, percayalah, Islandia nggak cuma ada aurora. Jangankan alamnya yang memesona, sepak bolanya aja menggoda… Ngintip dari luar Stadion Laugardalsvöllur saja sudah bikin saya mesem-mesem ingat sepak bola Indonesia… *Ini ngapain gitu, ending-nya pakai nyentil sepak bola. Bosen.
Noted:
Saya memilih ikut paket tur selama di Islandia, meski semua bisa ditempuh dengan road trip yang katanya lebih hemat. Tapi, saya nggak ada teman nge-road trip, jadinya sejak beberapa bulan sebelumnya sudah memesan paket-paket tur yang saya incar, termasuk paket tur untuk aurora.
Mayoritas agen tur di Islandia sangat responsif, dari sekadar nanya-nanya sampai akhirnya pesan, di-reply-nya enggak pakai lama. Harga paket antar-agen tur juga relatif sama, jadi tak perlu pusing nyari mana yang lebih murah, dengan servis yang mayoritas sama. Tergantung kelas paket yang kamu pesan.