Nah ini baru chicklit… Setelah dua chicklit terakhir yang saya baca tak memuaskan, akhirnya saya kembali mendapatkan bacaan yang lumayan. Artinya, saya enjoy membaca Me Times Three karena jalinan ceritanya tak membosankan dan membuat saya tak berhenti ketika membacanya. Ada rasa penasaran mengetahui bagaimana endingnya.
Lucunya, chicklit ini sudah saya miliki sejak tahun 2004. Rasa-rasanya pernah saya baca sekali, selebihnya teronggok dalam tumpukan bersama buku-buku lainnya. Sampai saya memutuskan membacanya lagi. Ternyata saya ragu pernah membacanya lha aku tak ingat cerita chicklit ini sama sekali 🙂 Over all, this book is okay.
Me Times Three bercerita tentang kehidupan Sandra Berlin, yang meniti karier sebagai editor di majalah Jolie!, majalah mode kenamaan di New York. Akhir-akhir ini hidupnya berjalan lancar bahkan terasa menyenangkan karena kekasihnya sejak SMA, John Buckingham Ross atau Bucky, baru saja melamarnya. Mereka sudah berpacaran sejak Sandra berusia 17 tahun.
Sandra membayangkan kelak akan hidup bahagia bersama Bucky di rumah mereka yang besar, bersama anak-anak mereka. Bucky bagi Sandra ibarat kesatria berbaju zirah; dia eksekutif periklanan dan keturunan langsung tokoh kenamaan Amerika.
Itu dulu, sebelum Sandra bertemu Carla Jones, tunangan kedua Bucky, yang menceritakan tentang tunangan ketiga Bucky, Beth Brewer. Bingung? hehehe. Jadi Bucky ini player abis. Saat berpacaran dengan Sandra, Bucky juga berpacaran dengan Carla dan Beth, dan belakangan dengan Wendy. Parahnya, Bucky ini juga melamar ketiga wanita itu dengan bualan dan cara yang hampir sama! Carla yang merasa dipermainkan Bucky menemui Sandra dan menceritakan semuanya pada Sandra.
Sudah pasti Sandra shock berat. Ia merasa dirinya dikali tiga karena pengkhianatan yang dilakukan Bucky terhadapnya dan dua wanita lain modusnya mirip. Berminggu-minggu hidupnya bagai mimpi buruk.
Beruntung Sandra memiliki Paul Romano, sahabatnya yang gay, yang selalu mendukungnya dan menemaninya melewati berbagai masa dalam hidupnya kendati keduanya tinggal di kota berbeda.
Tak ingin terus down, Sandra menuruti saran teman-teman juga ibunya untuk kembali menjalin hubungan dengan pria lain. Sandra pun oke untuk menjalani kencan-kencan buta hasil percomblangan teman dan ibunya itu. Sayangnya kencan buta yang dilakukannya dengan beberapa pria itu semuanya berakhir dengan menyedihkan.
Sampai akhirnya Sandra berkenalan dengan Mark Lewis, penulis artikel seni yang ternama. Sebenarnya Sandra pada awalnya tak begitu tertarik dengan mark, tapi hubungan keduanya makin berkembang, dan mulai saling tertarik. Saat itulah Bucky yang sudah lama tak dijumpai Sandra tiba-tiba kembali muncul di hadapannya. Ada maksud apakah Bucky? Siapa yang dipilih Sandra pada akhirnya?
Membaca Me Times Three selain terfokus pada kehidupan asmara Sandra, saya juga senang akan hubungan persahabatannya dengan Paul. Hubungan keduanya yang mulai terjalin sejak tahun pertama di college itu digambarkan sangat baik. Saking dekatnya, bahkan Sandra berencana menjadikan Paul sebagai ‘pendamping mempelai wanita’ di resepsi pernikahannya dengan Bucky. Karena gaya hidupnya, Paul terkena AIDS. Menurutku cerita di bagian ini lumayan mengharukan apalagi saat Paul mendekati
kematiannya huhuhu…
Judul Indonesia: Aku, Dia, dan Dia
Pengarang: Alex Witchel
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 440 lembar
Cetakan kedua, Maret 2004