Finally, bertemu juga dengan Mr. Duncan Sheik. Impian hampir 15 tahun lamanya sejak saya mendengar lagunya pertama kali lewat Barely Breathing di Radio Geronimo FM Yogya terwujud juga. Meski tak menjumpainya secara pribadi, Senin (14/2) lalu menjadi salah satu hari yang akan saya kenang.
Bersama sekitar seribuan pendukung Duncan lainnya (dan Rachael Yamagata) yang datang ke Hard Rock Cafe Jakarta, saya melebur dalam antusiasme seorang fan terhadap penyanyi idolanya. Standar aja sebenarnya; berteriak memanggil namanya ‘Duncan Duncan!’, ikutan nyanyi meski suara lari kemana-mana, goyang dikit-dikit biar badan tak kaku, plus sibuk mengambil gambar dalam keterbatasan gara-gara kameranya kurang optimal.. Tapi, semua itu sudah cukup menyenangkan buat saya.
Mendengar lantunan Duncan yang mendendangkan lagu-lagu hits yang sudah akrab di telinga saya selama ini secara langsung sungguh pengalaman luar biasa. Ini Duncan Sheik yang ada di persis di hadapan saya! Tak sia-sia antri sejak jam delapan malam. Begitu gate dibuka pukul 9 malam, saya cari posisi terstrategis, dan tak beranjak dari situ hingga konser usai. Jika kuhitung-hitung, saya berdiri hampir selama lima jam. Tak apalah, semua demi mendapatkan pengalaman yang entah kapan bisa terulang lagi.
Dibuka dengan aksi Rachael Yamagata yang maraton menyanyikan enam lagu, Duncan pun akhirnya muncul di panggung yang cukup dekat dengan penonton di barisan depan, termasuk saya:) Deg-degan banget waktu liat dia memasuki panggung. Abis penasaran liat kayak apa tampang dia di kehidupan nyata he he he .. Hmm tambah gemuk nih orang. Kalo tambah tua ya jelas kali ya. Tapi, bekas gantengnya seperti di video klip Barely Breathing, Wishful Thinking, atau On A High masih tersisa kok.. Apalagi gaya khas pegang gitar serta mimik saat menyanyinya masih sama kayak di klip-klip itu. Jadi berasa, ‘itu benar Duncan Sheik!’
Saya tak mencatat berapa total lagu yang dibawakan Duncan malam itu. Yang jelas, dia menyanyikan single-single andalannya yang menjadi hits disini. Koor pun membahana di HRC.. Sayang sekali, dua lagu favorit saya, That Says It All dan Alibi (album Humming) tak dinyanyikan. Sekali lagi, tak apalah.
Meski bukan konser ‘besar’ dengan band pengiring komplet, konser versi akustikan ini justru menonjolkan kepiawaian Duncan dalam menggenjreng gitarnya. *yang bikin saya jatuh hati * Ditambah dentingan piano Rachael, jadilah malam itu sebuah konser minimalis namun hasilnya cukup maksimal. Musik Duncan tetap terdengar ‘kaya’ seperti halnya versi rekamannya dengan sound seperti perkusi dan bahkan ada yang memakai iringan orkestra.
Yang agak aneh malam itu adalah melihat mereka bermain sambil nyontek partitur. Secara itu musik mereka, mereka yang ciptakan dan nyanyikan sendiri, masak lupa? Malah, pas nyanyi, hadoooh lagu apaan ya saya lupa, Duncan sempat lupa lirik. Ketauan banget dari depan. Mana si Rachael, entah disengaja atau betulan, juga sempat ada salah-salah gitu maen pianonya. Tapi kami ‘memaafkan’ mereka kok he he he Secara keseluruhan konser selama hampir dua jam malam itu, awesome!
Duncan dan Rachael juga tak pelit bicara dan berinteraksi dengan penonton. Bahkan Duncan dibuat tak berkutik dengan ucapan-ucapan Rachael yang malam itu emang agak ‘gila’ wkwkwk. Maen piano sambil ngerokok dan minum bir. Katanya sih, dia baru putus dengan cowoknya malam itu. Jadilah dia mengumbar pesona, ‘siapa mau denganku?’ Termasuk dengan Duncan. Rachael bilang selama di Bali dia sudah berusaha merayu Duncan mati-matian, namun gagal karena dicuekin wakaaakaa.. Duncan sih ngeles dengan bilang mereka berdua sudah seperti kakak adik.. Guyonan ala keduanya inilah yang semakin menghangatkan suasana serta mendekatkan dengan penonton.
Ternyata sebelum konser di HRC Bali (12/2) rombongan Duncan dan Rachael sudah tiba di Bali beberapa pekan sebelumnya. Menikmati Bali gitu.. Telapak tangan Duncan bahkan sampai terluka gara-gara terjatuh saat naek skuter sewaktu muter-muter Bali. Syukurlah dikau sempat berkeliling Bali, Duncan.. Tolong sebarkan ke teman-teman artismu kalo pariwisata Bali emang oke ya ha ha ha *bawa misi Wonderful Indonesia-nya Kemenbudpar*
Selain sempat lupa lirik, ada hal yang menurut saya cukup wagu di konser itu. Tak lain tak bukan adalah ‘menghilangnya’ Duncan dan Rachael beberapa saat sebelum konser berakhir. Kalo menurut saya itu semacam prosesi wajib di sebuah konser agar penonton memanggil-manggil nama si artis dan meneriakkan kalimat ‘we want more we want more’ berulang-ulang. Tapi, yang ini jatuhnya bener-bener wagu.
Tak seberapa banyak yang meneriakkan ‘we want more’, juga tak lama, eeh merekanya dah nongol lagi. Mana menghilangnya cuma disitu.. Tak seperti model boyband yang ngumpet di belakang panggung buat ganti kostum. Yang ini adanya cuma geser di samping panggung hi hi hi.. Maklum venue HRC Jakarta kan tak terlalu luas. Tak tau juga sih apa maksud hilangnya mereka itu wkwkwkw Ngelap keringat mungkin ya 😀
Apapun deh, yang penting malam itu impian saya nonton konser Duncan Sheik bisa terwujud. See you Mr. Sheik, thanks for coming here. Tetaplah berkarya menciptakan lagu serta musik yang indah.
Lima jam? Wah pasti sakit telapak kakinya ya? Pegel2x…
LikeLike
hahaha no comment..
LikeLike