Menyambangi 8 Lokasi Menarik di Jeju dalam 9 Jam

Buat pencinta drama Korea, Jeju pasti sudah tak terasa asing. Pulau satu ini memang kerap jadi lokasi syuting drama-drama terkenal. Saat saya menulis ini, yang terlintas adalah Boys Before Flowers.

Saya ingat, parade mobil-mobil keren F4 yang dipimpin Gu Jun-pyo yang melintasi jalanan sepi dengan lanskap kanan kiri yang cantik saat ia hendak menikah. Atau, ketika adegan Chu Ga-eul menangis di depan mobil So Hi-yung di antara rerumputan indah…

Jeju memang terkenal dengan panorama alam, baik itu musim semi, panas, gugur, atau musim dingin sekali pun. Jadi saya cukup senang bisa mengunjungi Jeju meski dalam waktu sangat singkat.

Dalam postingan saya sebelumnya, saya sudah menceritakan banyak hal. Namun, mungkin ada yang tertarik mengetahui, dengan waktu 8-9 jam, apa saja aktivitas atau tempat yang bisa dikunjungi saat di Jeju.

Lantaran Jeju luas, tentu butuh semedi untuk menentukan tujuan. Ini serius, perlu konsentrasi memilih lokasi. Pasalnya, kalau sampai salah pilih, tentu akan menyesal karena kita hanya punya waktu singkat. Sudah cuma sebentar, salah pilih. Nyesel kan? Hee…

Jadi, akhirnya setelah ngobrol, saya dan Hanifah (teman jalan) memutuskan mengunjungi Jeju kawasan barat dan selatan. Sebenarnya, sisi timur juga menggoda. Satu di antaranya ada Seongsan Ilchulbong. Ingin sekali ke situ, namun karena sisi timur lebih banyak menyajikan wisata alam yang membutuhkan waktu lebih lama untuk menikmatinya, terpaksa kami lewatkan. Ingat, kami hanya punya waktu 8-9 jam saja.

Dari Jeju City, perjalanan ke lokasi-lokasi wisata di sisi barat dan selatan cukup menyenangkan karena saya menyewa taksi. Jalanan mulus, lokasi wisata yang kami kunjungi tak terpisah jauh satu sama lain.

Kalau melihat daftar destinasi wisata yang ada, selain menyajikan lanskap memesona, saya bisa menjuluki Jeju wilayah barat dan selatan sebagai kota 1000 museum. Ya, karena banyak museum bertebaran di kawasan ini. Sepertinya, siapa saja yang punya koleksi tertentu dalam jumlah tertentu, bisa langsung mendirikan “museum”. Alhasil, kami terpaksa kembali memilih dari antara banyak museum ini, mana yang akan kami kunjungi.

Jadi, daripada panjang lebar ngomong nggak jelas, lebih baik langsung saya tulis ke mana saja saya selama sekitar sembilan jam menyusuri Jeju bagian barat dan selatan.

1. Osulloc Green Tea Museum dan Innisfree Cafe
Lokasi pertama yang kami kunjungi dalam perjalanan dari Jeju City. Alasan mengapa ke sini, tentu karena ingin mencicipi teh hijau di kafenya. Waktu itu saya memesan teh hijau, baik minuman hangat, es krimnya, dan juga sepotong cake-nya. Enak? Lumayan. Semua wajib dicoba di sini. Hanya, harus sabar antre karena lokasi ini tak pernah sepi pengunjung.

Setelah menikmati makanan kecil, kita bisa menyeberang melihat-lihat kebun teh yang mengampar luas. Lantaran saya datang di musim semi, udara cenderung dingin apalagi hujan baru saja turun. Setelah itu, bisa lanjut ke Innisfree Jeju House. Bagi penyuka brand komestik Korea Selatan, merek yang satu ini sudah tak asing lagi kan?

2. Glass Castel
Museum selanjutnya yang kami kunjungi setelah mendatangi Osulloc Green Tea Museum dan Innisfree Cafe. Alasan kami ke sini karena saya tertarik dengan sesuatu yang bersinar. Sebenarnya ingin ke museum yang menyajikan berlian, cuma karena tak ada, ya sudah yang hampir mirip saja: gelas.

3. Teddy Bear Museum
Kami ke Teddy Bear Museum yang berada di daerah Jungmun. Di kawasan ini juga ada berbagai lokasi wisata lain semisal Play K-Pop, Alive Museum, Ripley’s Believe It or Not! Museum. Lokasinya juga berdekatan dengan Yeomiji Botanical Garden. Kalau punya banyak waktu, silakan saja disambangi satu-satu. Saya hanya mendatangi museum Teddy Bear, ya karena yang paling terkenal..

4. Sawah Kanola
Datanglah pada saat musim semi ke Jeju dan niscaya kamu akan gembira. Selain cherry blossom, kamu akan mendapatkan sajian bunga lain yang tak kalah indah: kanola. Perpaduan warna putih atau pink pucat ala cherry blossom di Jeju dengan kanola yang kuning mencolok, bakal jadi pemandangan yang sulit dilupakan.

Sayang, saat ke sana, saya tinggal mendapatkan hamparan kanola karena musim cherry blossom sudah lewat. Musim cherry blossom di Jeju terbilang paling awal di seantero Korea Selatan. Jadi, jika kamu ke Jeju medio April, dijamin sudah tak bisa menyaksikan duet maut cherry blossom dan kanola karena yang tersisa tinggal kanola. Meski begitu, menyaksikan kanola dengan udara sejuk cukup menyegarkan hati dan tak akan mengecewakan.

Satu di antara lokasi terbaik untuk menikmati hamparan kalona ini di bawah Gunung Sanbangsan. Fenomenal sekali lokasi satu ini. Berderet-deret persawahan, perkebunan atau taman Kanola, terserah kamu menyebutnya apa, terhampar di sepanjang jalan di kawasan Gunung Sangbangsan.

Menariknya, kita tinggal meminggirkan mobil dan langsung bisa menghambur ke tengah Kanola. Hal ini karena beberapa persawahan itu memang dibuka untuk wisatawan yang ingin datang dan menikmati musim Kanola.

Saat saya ke sana, saya tidak dipungut biaya tertentu, hanya memberikan sumbangan sekadarnya kepada pemilik sawah Kanola, sambil diteriakin: “lewat di jalan yang sudah ada, jangan menginjak-injak Kanolanya!” Tentu ya, saya bukan termasuk orang yang hobi menginjak-injak kebun orang demi eksis di medsos :p

5. Kebun Jeruk
Kalau ada yang terkenal dari Jeju lainnya, jeruk jadi jawabannya. Ya, jeruk Jeju. Bisa memetik atau sekadar melihat dari dekat buah segar ini ditanam, juga jadi pengalaman menyenangkan. Sepanjang jalan menuju Gunung Sanbangsan banyak terdapat perkebunan maupun penjaja jeruk.

Buat saya, jeruk Jeju ini memang terasa beda. Segar, manis tapi ada sedikit masam yang melengkapi rasanya jadi sempurna. Jeruk ini juga terdapat di pasar-pasar maupun toko buah di seantero Jeju, termasuk Seogwipo maupun Jeju City.

6. Menyusuri pantai di kawasan Sanbangsan
Setelah menikmati kanola, kami melanjutkan perjalanan dengan menyusuri pantai. Di kawasan itu ada beberapa pantai, satu yang terkenal adalah Yongmeori. Namun, karena saat itu angin bertiup cukup kencang membuat udara menusuk tulang, kami memutuskan untuk menyaksikan pantai itu dari dalam mobil saja dalam perjalanan menuju lokasi lain.

7. Jeju Loveland
Destinasi paling menarik? Sayang, hujan lebat yang mengguyur plus angin besar saat kami tiba, membuat kami tak terlalu bisa menikmati taman yang banyak jadi pembicaraan ini. Satu yang pasti, ketika ke Jeju, taman ini layak masuk daftar kunjung. Alasannya ya karena tak banyak destinasi sejenis ini di Asia.

Tapi, pastikan kunjungan tanpa anak-anak di bawah usia karena memang koleksi yang ditawarkan di Jeju Loveland lebih pas untuk mereka yang tergolong adult. Nggak lucu juga sih kalau ada anak-anak dan berpose dengan latar belakang patung-patung sejenis ini:

Oya, sebelum sampai di Jeju Loveland, ibu driver mengajak kami menikmati jalanan bermagnet. Lokasi semacam ini bisa dijumpai pada beberapa lokasi di Indonesia, satu di antaranya di kawasan Gunung Kelud, Kediri. Saat mobil dimatikan atau gigi dalam posisi netral, mobil tetap akan berjalan. Unik.

8. Jeju World Cup Stadium
Ini adalah destinasi terakhir sebelum Mrs. Huh In-young mengantar kami ke bandara untuk selanjutnya kembali ke Seoul. Dasar penggemar bal-balan, stadion juga jadi objek menarik buat kami.

Jeju World Cup Stadium terletak di Seogwipo. Sama seperti stadion modern lain, ada berbagai fasilitas dalam stadion ini, mulai lahan parkir yang luas, restoran, deretan pertokoan, bioskop, hingga sex museum.

Ketika datang, kami langsung mencari akses masuk ke tribune stadion. Kami melihat petunjuk adanya stadium tour. Cuma, saat itu situasi sepi. Tak ada satu pun petugas, staf, karyawan, atau siapa pun itu yang bisa menjelaskan perihal stadium tour ini. Alhasil, kami menerobos saja dan berhasil sampai di satu sisi tribune stadion.

Stadion tak terlalu besar dan tak terlalu megah, paling tidak, tak semegah Seoul World Cup Stadium yang kami kunjungi beberapa hari sebelumnya. Dari informasi yang saya baca, stadion ini memiliki kekhasan pada atapnya yang terinspirasi jaring kapal nelayan tradisional di Jeju.

Jeju World Cup Stadium pernah menggelar tiga pertandingan Piala Dunia 2002 dan saat ini jadi kandang klub Jeju United yang tampil di K-League.

Di luar delapan lokasi itu, kami menikmati break makan siang di tempat langganan ibu driver. Lokasinya tak mengecewakan. Sebuah restoran yang terletak di semacam rest area dengan pengunjung sangat ramai. Kami memilih beberapa menu, namun selebihnya Mrs. Huh In-young yang memesankan untuk kami (kami bayar sendiri). Kami cukup puas dengan pilihan restoran ini karena masakannya cocok di lidah. Selain itu, seperti tradisi kuliner Korea Selatan, kami mendapat sajian dengan menu komplet yang banyak banget.

Akhir kata (semacam pidato), jangan khawatir jika hanya punya waktu singkat tapi hasrat ke Jeju tak tertahankan. Masukan saya sih, nikmati saja waktu yang ada. Tak perlu buru-buru demi menyambangi banyak lokasi dalam waktu sesingkat mungkin tapi malah tak membawa kesan apapun selain foto-foto. Udah kayak orang bener belum saya?*

One thought on “Menyambangi 8 Lokasi Menarik di Jeju dalam 9 Jam

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s