Rekomendasi Penginapan dan Sewa Taksi di Jeju

Keberadaan saya dan seorang teman di Jeju memang sangat singkat. Malah bisa dibilang super singkat karena kami di sana hanya selama 24 jam. Datang sore dan kembali pada pagi, hari berikutnya.

Bila ditanya apakah waktu sesingkat itu cukup untuk menikmati Jeju, tentu jawabannya: tidak cukup. Tetapi, paling tidak saya sudah memiliki gambaran yang saya butuhkan tentang Jeju. Jadi, someday someway, bila memang garis hidup membawa saya kembali ke sana, saya lebih matang dalam persiapan.

Yang pasti, bila memang bisa piknik ke Jeju lagi, untuk urusan penginapan dan transportasi, saya tidak akan pusing lagi karena saya sudah memiliki pegangan. Saya juga tidak segan merekomendasikan hal itu kepada pembaca blog ini, penginapan dan transportasi berupa taksi yang saya maksud.

Ya, daripada pusing di antara banyak pilihan, siapa tahu rekomendasi saya bisa membantu. Seperti diketahui, Jeju itu pulau yang luas. Objek wisata andalan juga tersebar di segala penjuru pulau. Jadi pastikan dulu hendak ke Jeju sebelah mana, baru mencari penginapan dan bagaimana transportasinya. Jangan kebalik…

Mengingat saya hanya mengunjungi Jeju super singkat, saya cenderung tidak ribut soal penginapan. Ibaratnya, cuma numpang tidur semalam, tidak usah pakai acara ribut milih penginapan.

Jadi, inilah rekomendasi saya bila kamu mencari penginapan dan sewa mobil di Jeju yang terjangkau dari sisi harga, tetapi tidak mengecewakan baik dari sisi fasilitas maupun pelayanan.

The Forrest Hostel and Guesthouse

Dari luar bentuk hostel ini tidak mencolok, kecuali mungkin warnanya yang hijau kontras dengan bangunan di sekitarnya. Bangunannya tingkat, jadi tidak lapang. Kami diantar masuk oleh bapak sopir untuk diserahterimakan kepada resepsionis yang berjaga pada sore itu.

Mereka bercakap dalam Bahasa Korea yang saya terjemahkan sekira: “Saya bawa mereka ke sini karena saya tidak bisa menemukan penginapan yang mereka pesan”. Paling tidak seperti itu karena resepsionis itu, pria paruh baya tapi masih muda (bingung kan), menyapa kami dalam Bahasa Inggris dan mengonfirmasi situasi itu.

Sekadar catatan, setiba di Bandara Internasional Jeju pada sore hari, kami dijemput sopir taksi yang sudah dipesan rekan kami. Sopir itu semula akan membawa kami ke penginapan, yang juga sudah dipesan teman kami itu. Namun, setelah muter-muter mencari, penginapan itu tidak ketemu juga. Resepsionis hotel yang dikontak juga tidak memberikan jawaban memuaskan terkait lokasi hotelnya.

Alhasil, bapak sopir membawa kami ke pemilik hostel kenalannya setelah kami sepakat untuk mengabaikan penginapan yang sudah kami pesan itu. Toh, kami baru sekadar pesan belum sampai tahap mentransfer uang, jadi kami bisa pindah ke penginapan lain. Apalagi, kami juga sudah capek setelah dari pagi hingga siang menjelajah Seoul. Kami butuh istirahat. Secepatnya.

Jadilah kami mendarat di The Forrest Hostel and Guesthouse. Resepsionis itu berbahasa Inggris dengan fasih, yang melegakan saya. Ternyata, bapak itu sang pemilik hostel. Namanya: Danny Bang. Orangnya ramah, baik hati, dan bersedia membantu. Dia menyapa dengan antusias apalagi setelah tahu kami datang dari Indonesia. Dia lantas mengucapkan beberapa kata dalam Bahasa Melayu.

Tidak hanya itu, dia lantas menunjuk seperti stoples bening di depannya. Di situ ada berbagai macam obat dan makanan kecil bercampur jadi satu. “Ini dari negara kamu bukan?” tanyanya sambil menarik keluar Tolak Angin. Yap, Tolak Angin yang Tolak Angin itu. Kami langsung ngakak dan mengeluarkan Tolak Angin sama yang kami bawa dari tas punggung. “Ini andalan kami,” kata saya dan teman, kompak.

Hahaha.. bukan iklan, tetapi benar setiap bepergian selama beberapa hari yang memerlukan aktivitas luar ruang, saya membekali diri dengan Tolak Angin yang satu itu. Menariknya, Pak Danny bilang dia mendapat Tolak Angin itu dari turis asal Malaysia.

Danny Bang lantas menanyakan berapa lama kami akan menginap dan memberikan satu kamar kepada kami. Sebenarnya, kamar itu untuk tiga orang. Namun, karena malam itu kamar itu kosong alias tidak dipesan dan kami hanya menginap selama satu malam saja, kami diberikan kamar itu dengan hanya membayar untuk dua orang. Nice guy!

Saat masuk kami mendapat seprei (dipasang di kasur sendiri) dan selimut. Kamar yang kami tempati cukup luas dengan kamar mandi di dalam. Kondisi ruangan oke, bersih. Situasinya tenang tidak berisik.

The Forrest Hostel and Guesthouse punya ruang makan sekaligus bersosialisasi dengan turis lain di lantai bawah (underground). Cukup luas ruang makannya. Kamu bisa pesan minuman hangat atau dingin dan ramen, roti panggang, tentu dengan tambahan biaya.

Di lobby ada berbagai macam jenis buku bertema wisata di Jeju. Ada pula peta-peta. Buku itu bisa dibawa hingga ke kamar. Danny Bang cukup ramah dan baik hati memberikan masukan perihal lokasi wisata atau kapan sebaiknya kita ke sana.

Soal lokasi, hostel ini tidak jauh dari Bandara Internasional Jeju. Sekitar 15 menit dengan taksi. Jadi ada di wilayah Jeju City bukan Seogwipo (kota terbesar kedua di Pulau Jeju). Letaknya di depan Pasar Dongmun dan Jungang Underground Shopping Center.

Di pasar tradisional itu kita bisa mendapatkan jeruk, buah khas Jeju yang segar itu. Tinggal pilih mau yang mahal atau murah, kemolekan jeruk-jeruk itu memikat kita untuk mencicipinya. Tidak jauh dari hostel juga banyak toko-toko pakaian, cafe, dan hotel-hotel yang semuanya bisa dijangkau dengan jalan kaki.

Soal lokasi penginapan saat di Pulau Jeju, baik di Jeju City maupun Seogwipo menurut saya tidak jadi masalah selama di sekitar ada grocery store. Apalagi objek wisata hampir semua ada di luar kota sehingga untuk ke sana harus naik taksi sewaan atau bersama rombongan tur. Untuk transportasi umum, saya kurang paham karena saya sama sekali tidak menjajalnya selama di sana.

Jadi secara keseluruhan, The Forrest Hostel and Guesthouse ini bisa jadi tempat tidur yang nyaman, aman, dan strategis. Untuk rate terkini, fasilitas dan hal lain termasuk alamat lengkap bisa cek di situs mereka, theforesthostel.com, atau juga bisa mengontak Danny Bang yang aktif di Facebook.

Mrs. Huh In Young (Jeju Taxi Tour KJ)

Bila kamu membaca postingan saya sebelum tulisan ini, Mrs. Huh In Young inilah ibu pengemudi taksi yang saya maksud dalam tulisan saya. Selain menyopiri kami dengan taksi berjenis sedan, ia sekaligus jadi guide. Meski, tidak selalu menemani kami di setiap objek. Biasanya dia mengantar kami hingga di pintu masuk dan selebihnya menunggu di mobil.

Bila kamu datang ke Jeju tanpa mengambil paket tour alias berjalan-jalan sendiri, akan lebih enak bila menyewa jasa sewa taksi semacam ini. Hitungannya per hari dengan biaya sewa cukup masuk akal, apalagi bila yang jalan 3-4 orang. Jadi, iuran bisa lebih ringan. Para driver taksi itu akan mengantar ke tujuan-tujuan yang jadi objek wisata.

Lantaran kami hanya punya waktu dari pagi sampai sore untuk menikmati Jeju, Mrs. Huh In Young merekomendasikan Jeju bagian barat yang jarak tempuhnya tidak terlalu jauh, namun banyak objek wisata, daripada Jeju Utara. Jeju Utara punya banyak objek wisata alam menarik, tetapi lebih jauh sehingga dikhawatirkan waktu kami akan habis di jalan.

Bahasa Inggris ibu In Young lumayan baik. Meski terpatah-patah, dia cukup memahami apa yang saya bicarakan. Dia cukup gesit dan enerjik untuk wanita seusianya. Pengalamannya sudah 20 tahun dalam mengantarkan turis di Jeju. Jadi selain sudah hafal jalan (pastinya, karena dia asli asal Jeju), dia bisa memberi masukan objek mana saja yang menarik untuk dikunjungi sesuai durasi keberadaan kita di Jeju.

Kami dijemput jam 08.00 waktu Jeju di hostel sesuai kesepakatan dan kami berpisah di bandara. Uang sewa kami berikan sesaat sebelum berpisah. Di luar biaya sewa, kami mengajak ibu In Young makan siang bersama. Bahkan dia membelikan kami semacam tumbler, katanya bagian dari servis.

Oh ya, di dalam taksi, kita juga bisa menjelajah dunia maya karena terkoneksi wifi. Pasalnya, setiap taksi dibekali modem. Tinggal nyalakan dan minta password kepada para driver, kita bisa terkoneksi internet. Para sopir taksi itu tidak akan meminta uang untuk wifi karena hal itu masuk fasilitas.

Sepanjang durasi kebersamaan kami, hingga jam 17.00, si ibu tidak mengeluh. Dia mengantar ke beberapa tujuan sesuai keinginan kami tanpa uring-uringan. Dia juga menanti kami dengan sabar sampai kembali mobil untuk melanjutkan perjalanan ke objek selanjutnya. Dia malah bercerita panjang lebar soal anak perempuannya yang tinggal di Seoul dan juga seputar Jeju dalam perjalanan.

Sampai sekarang, kami masih aktif berkomunikasi via Facebook atau Instagram karena sebelum kami berpisah di bandara, si ibu tidak segan meng-add kami di medsos personalnya. Saya pun tidak segan merekomendasikan Mrs. Huh In Young untuk menemani tur kalian menjelajah Jeju.

Untuk mengontak Mrs. Huh In Young bisa via email di hiny64@hanmail.net atau bisa juga via telepon internasional. Untuk nomor teleponnya, bisa kontak saya…

24 thoughts on “Rekomendasi Penginapan dan Sewa Taksi di Jeju

    • maaf, baru sempat saya balas. semoga masih belum terlambat.
      kalau dulu saya untuk 8-9 jam kena 150 ribu won. Sudah include bensin, parkir, makan ibu driver, dan bisa pakai wifi portable yang disediakan sepanjang perjalanan. Itu untuk mobil jenis sedan kapasitas maksimal 4 orang
      Mrs. Huh In-young bisa dikontak via Hp +82 10 6662 8932, jejutaxitourkj.blogspot.com, atau email: hiny64@hanmail.net

      Makasih 🙂

      Like

    • Waktu itu kalau tak salah (agak lupa hehehe), saya bayar 150 ribu won (Rp 1,9 juta) untuk 8-9 jam sudah termasuk bensin, biaya parkir, dan makan ibu driver. Kami dapat tumbler dan akses wifi sepanjang perjalanan.

      Like

    • Halo, seingat saya waktu itu saya bayar 150 ribu won (Rp 1,9 juta) untuk 8-9 jam. Bisa untuk 4 orang dalam satu mobil jadi bisa sharing cost 🙂 Sudah termasuk biaya bensin, tarif parkir, dan makan ibu driver, dan asuransi. Kalau masih nambah, per jam sepertinya kena 20 ribu won.

      Like

Leave a reply to Horas Cancel reply